- Get link
- Other Apps
When we love, we always strive to become better than we are. When we strive to become better than we are, everything around us becomes better too. - Paulo Coelho
Ini mungkin memang terkesan klise. Tetapi sebagai orang dewasa yang sadar akan keadaan dirinya, kami (saya dan suami) bertanggung jawab atas kewarasan kami masing-masing.
Ya nggak mungkin dong pasangan nggak memengaruhi perasaan kamu?
Ya emang nggak mungkin. Saya nggak bilang kamu nggak bisa sedih ketika berbeda pendapat sama pasanganmu atau saat pasangan melakukan hal yang berbeda dengan ekspektasi kamu. Perasaan kamu valid kok saat kamu sedih. Akan tetapi balik lagi, reaksi kamu dan langkah yang kamu pilih selanjutnya adalah seluruhnya tanggung jawab kamu. Apakah kamu akan ngambek nunggu dia minta maaf (yang mana bisa jadi dia juga nggak ngerasa salah), atau kamu berbesar hati ngomong duluan atau ya emang menerima bahwa ada hal-hal yang nggak bisa kamu kontrol dan move dengan plan selanjutnya.
Sebagai contoh, ada beberapa hal-hal kecil yang kami terapkan selama dua tahun ini. Contoh kecilnya, suami saya inginnya saya bangun pagi menyiapkan kopi. Akan tetapi, saya mengalami susah tidur akhir-akhir ini. Bukannya berpasrah, dia dengan legowo bikin kopi sendiri tanpa komplain karena dia sadar itu bukan hal besar dan hal tersebut dapat diatasinya sendiri. Contohnya lagi, saya yang anaknya clingy ini inginnya ngobrol terus. Akan tetapi saya sadar load kerja suami saya sedang banyak dan suami yang introvert butuh me time. Bukannya berpasrah, saya coba isi kebutuhan saya dengan menghubungi teman-teman saya atau cari hobi baru.
Disini mungkin melibatkan penyesuaian diri, tetapi kami masing-masing tidak meributkan hal kecil yang sebenarnya bisa diatasi sendiri.
2. Dia bukan milikmu, dia milik dirinya sendiri
Yang namanya dua kepala, pasti kemauannya berbeda
Ketika kami menjadi pasangan, kami tidak mau merampas kebebasan masing-masing. Kami jarang melarang-larang atau mencoba mengubah satu sama lain. Di awal hubungan, kami sudah sadar bahwa pernikahan itu soal menerima, menyesuaikan diri, dan berjalan bersama. Selama hal tersebut bukan hal yang menjadi dealbreaker kami (yang tentunya udah disepakati dari awal), then we must go on without complaining.
Sebagai contoh, suami saya hobi banget melihara reptil. Walaupun saya takut, asalkan saya tidak disuruh ngurusin, saya monggo.. kalau dilihat sekarang dia sangat bahagia sama hobbynya dan bisa cuan juga hehehe. Contoh lagi, suami tidak melarang saya main-main sampe nginep sama teman saya asalkan dia kenal dan saya juga bertanggung jawab. Menurut saya itu priviledge yang nggak semua orang punya dan saya bersyukur akan hal itu.
Tentunya, kebebasan ini juga diiringi dengan tanggung jawab pada diri sendiri ke pasangan. Dalam arti, ketika kita melakukan sesuatu, kita secara sadar juga berpikir "apakah hal ini merugikan orang lain atau pasangan kita nggak ya?" Kalau iya ya (sejauh ini) kami masih sadar untuk tidak melakukan itu.
Intinya tetap, bertanggung jawab untuk diri sendiri.
3. Empati adalah Kunci
Love,
Sartika
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment