Antara Emosi dan Keputusan Logis

Sumber: 16personalities.com


"Logis dong" 
"Gak punya hati banget sih"

Familiar?

Dalam suatu hubungan, terkadang kita terpaksa untuk mengambil sebuah keputusan berat; memilih untuk menganalisa keadaan secara objektif dengan menimbang plus minus keputusan atau secara berjudi mengikuti kata hati. 

Lalu manakah yang harus diikuti? Menurut saya keduanya tak boleh diabaikan. Tetapi karena saya bukanlah robot, saya mungkin lebih menyarankanmu untuk tidak mengabaikan 'kata hati'

Well, saya tidak sendiri 

Salah satu teori yang mendukung untuk mendengarkan emosi adalah feeling-as-information theory dari Schwarz (2012), seorang ilmuwan psikologi yang percaya akan kekuatan intuisi. Menurut Schwarz, manusia itu secara otomatis melibatkan apa yang ia rasakan sekarang, entah itu sedih, senang, kecewa, atau beragam emosi lainnya sebagai informasi  untuk mengambil keputusan, dan terkadang pengambilan keputusan berdasar emosi justru bisa lebih baik. 

Kenapa saya menyarankan kamu untuk mengikuti kata hati? Menurut Schwarz, emosi itu sebenarnya adalah mekanisme pertahanan kita yang memberitahu bahwa sebuah stimulus terrsebut aman atau tidak. Walau terkadang kita tidak bisa menjelaskannya secara logis, tapi intuisi dari diri merecall pengalaman-pengalaman kita di masa lalu yang berpola sama. Sebagai contoh: pejudi profesional merasa dirinya beruntung dengan mengikuti intuisi, padahal sebenarnya emosinya itu berasal dari recall pengalaman masa lalunya saat menang. Yah, terkadang semua tidak perlu dijelaskan bukan? 

Kita spesifikkan ke konteks hubungan. Tujuan memiliki hubungan sendiri kan bahagia ya? (silahkan definisikan bahagia versi kamu sendiri). Kalau bahagia menurut saya ya kamu menyadari bahwa kamu  merasa (yang merasa, it's a feeling) aman, cenderung senang, dan jatuh cinta pada pasanganmu. 

Dan hubungan yang bahagia itu sendiri akan mengarahkan kamu ke kehidupan yang bahagia melebihi kekuasaan yang kamu punya dan seberapa sukses kamu di pekerjaan. 

Tidak percaya? Coba lihat TED Talk mengapa hubungan sangat memengaruhi kebahagiaan di bawah ini. Psst disini ia melakukan penjabaran studi yang dilakukan selama 75 tahun





Lalu emosi apa yang baik dan emosi apa yang tidak baik? 
Bagaimana emosi memengaruhi keputusan? 
Bagaimana menyeimbangkan emosi dan logika?

Nanti saya update lagi ya :) 


Love, 
Ika 


Sumber: 

Schwarz, N.(2012). Feelings-as-information theory. dalam Van-Lange, dkk (ed.), Handbook of theories of social psychology (pp. 289-308), London : SAGE Publication.

Comments