Jangan Abaikan Keraguan Sebelum Menikah


sumber gambar: telegraph.co.uk

Apakah ada diantara kamu sekalian yang sedang mempersiapkan pernikahan? Selamat, saya ikut senang mendengarnya. Pada artikel kali ini saya akan mencoba untuk mengulas perasaan yang tidak boleh diabaikan pada saat menyiapkan pernikahan, yaitu  perasaan ragu.

Menjelang hari H, tidak jarang calon pengantin mulai merasa ragu apakah calon suami adalah pasangan yang tepat. Hal ini mungkin dipicu oleh stres akibat banyaknya hal yang harus dipersiapkan untuk pesta dan kehidupan berdua (misalnya persiapan ke tempat tinggal baru). Tetapi jika rasa ragu tersebut cukup mengganggu, tentu saja kamu harus memikirkan kembali apakah keputusan menikah sudah tepat karena siapa tahu itu adalah sinyal bahaya.

Tidak percaya? sekelompok psikolog dari Universitas California – Los Angeles mengadakan riset kepada pasangan yang akan menikah lalu melihat sejauh mana pernikahan mereka bertahan. Dari studinya, psikolog tersebut menemukan bahwa rasa ragu (khususnya yang dirasakan pada wanita) sebelum menikah dapat memprediksi perceraian dengan rata-rata lama hubungan empat tahun. Adapun pria dan wanita yang ragu tetapi masih menikah melaporkan bahwa mereka kurang puas dengan pernikahannya.

Mulai panik? tenang. Sebelum kamu memutuskan apakah rasa ragu tersebut bahaya atau hanya dipicu stres saja, saya memiliki beberapa tips untuk merefleksikan keraguanmu tersebut, yaitu


1. Sadari apa yang kamu cari dalam pernikahan




sumber gambar : wanjirukihusa.com

Tanyalah dirimu sendiri tujuan kamu menikah. Jawablah sedetail dan seoperasional mungkin. misalnya untuk mencari dukungan emosional atau untuk dipandang secara sosial. Cari tahu apakah dengan menikah dengan pasanganmu tujuan ini akan tercapai. Jangan sampai kamu kehilangan arah saat menentukan untuk menikah.

       2. Sadari peran suami yang kamu harapkan


sumber gambar : Howafrica.com

Setelah kamu tahu tujuan pernikahanmu, bayangkah peran suami seperti apa yang kamu harapkan. Buatlah prioritas kualitas dari yang terpenting sampai yang tidak kamu inginkan, misalnya kamu sangat menginginkan suami yang stabil secara finansial (tenang, ini wajar kok) ataukah kamu lebih menginginkan suami yang selalu ada di sisimu. Ingat tentukanlah prioritas. Setelah memiliki list tersebut, sekarang bayangkan apakah calon suami adalah orang yang tepat. Jika perlu, kamu juga bisa mengajak ngobrol calon suami agar  ia tahu harapanmu.

    3. Kenali harapan pasanganmu dalam pernikahan



Sumber : Mamamia.com.au

Tanyakan padanya “Apakah yang pasanganmu cari dalam pernikahan?” “peran istri seperti apa yang ia inginkan?” lalu tanyakan pada dirimu sendiri apakah kamu mampu untuk memenuhi hal tersebut, dan yang terpenting apakah kamu mau untuk memenuhinya. Jika ada yang mengganjal, (misalnya suami ingin istri ikut bekerja tetapi kamu menginginkan jadi ibu rumah tangga) kamu bisa mendiskusikannya dengan pasanganmu. Lanjutkanlah hubunganmu jika kamu dan calon suami dapat mencapai titik tengah yang membuat kedua pihak bahagia.



Nah sekian tips dari saya. 

Sekarang giliran kamu yang menjawab sendiri apakah terdapat sinyal bahaya di hubunganmu? 
Jangan sampai terlambat menyesal loh


Referensi : 

Lavner, dkk (2012)Do cold feet warn of trouble ahead? Premarital uncertainty and four-year marital outcomes. Journal of family psychology, 26 (6), 1012-1017


Comments