Coretan mengenai Siklus Pertengkaran Pasangan




Apakah kamu familiar dengan siklus di atas? Ya, nyaris semua pasangan (terutama wanita) biasanya merasakan perasaan-perasaan tersebut dalam suatu siklus, sebut saya berantem-rujuk-berantem-rujuk hingga lahan padi berubah menjadi coco crunch (jayus ya, hehe saya mencoba menggambarkan betapa siklus pertengkaran dengan pasangan tersebut tidak ada ujungnya). 

Kenapa individu akan selalu terjebak siklus ini? 

Walaupun sebenarnya banyak penjelasan mengapa siklus tersebut terjadi dalam benak individu, namun saya akan mencoba membahas teori tersebut dari segi 'waktu'. 

Waktu menyembuhkan

Benarkah? 

Menurut teori level konstrual, berjalannya waktu membuat individu menjadi tidak sensitif lagi pada suatu hal, misalnya menjadi lebih 'lunak' dan 'tidak peka' pada inti permasalahan pertengkaran. Kita lebih berpikir "apakah masalahnya separah itu sampai saya harus marah?" Dengan adanya jeda waktu, intensitas emosi marah individu juga berkurang sehingga muncul hal-hal lain yang menjadi pertimbangan, munculah emosi-emosi yang menggambarkan refleksi diri, misalnya 'sedih', 'merasa tidak dihargai', 'rapuh', dan lain sebagainya. Emosi ini muncul sebagai dampak paska bertengkar dan mendapatkan agresi dari pasangan.

Semakin berjalannya waktu, individu mulai untuk menempatkan diri di luar 'lingkaran permasalahan', mencoba untuk melihat sudut pandang orang lain (self-distancing). Dengan menjarakkan diri tersebut, individu merefleksikan dirinya dan cenderung merasa bersalah karena 'menyerang' pasangan. Setelah itu, makin tidak peka dengan permasalahan, semakin berpikir "sebenarnya masalahnya tidak sebesar itu".  Individu pun berpikir untuk rujuk, walaupun hal yang sama dapat memicu pertengkaran selanjutnya. 

Begitulah waktu menyembuhkan, waktu dapat mendekatkan kita dengan pasangan paska pertengkaran, walaupun itu belum tentu keputusan yang terbaik (untuk versi ekstrimnya, siklus ini juga menjelaskan mengapa pasangan yang mengalami kdrt tetap mencintai pasangannya). 

Oleh karena itu, paling tidak dengan memahami bahwa kita cenderung terjebak siklus ini, kita bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan saat bertengkar dengan pasangan 

Love, 
Ika 


Disclaimer : artikel ini hanya ditulis sebagai bacaan ringan, mohon cari sumber yang lebih reliabel jika Anda ingin mengutip untuk naskah ilmiah



Comments

  1. I think your blog is very nice and does not know well by many people who read your blog, and my advice if you want to look better, maybe you should always update your blog
    bandar poker online terpercaya di indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Jenifer, sorry for very late reply. Thanks for reading my blog :) Now i'm trying to update my blog. My blog also move to sartikaanissa.com hehe enjoy

      Delete
  2. What i don't understood is in reality how you're not really a lot more neatly-liked than you may be now. You are very intelligent. You already know therefore considerably when it comes to this subject, produced me in my view believe it from so many various angles. Its like women and men are not involved except it is something to accomplish with Woman gaga! Your own stuffs excellent. All the time handle it up! aol mail login

    ReplyDelete

Post a Comment