Hati-hati KDRT Non-Fisik


Hai, Apa kalian sudah berada di hubungan yang sehat?


Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak selalu harus kekerasan fisik loh sahabat. Seringkali, kita tidak menyadari bahwa kita sedang berada menjadi korban KDRT. Dalam bukunya, dosen favorit saya di Psikologi UI, Ibu Adriana Ginanjar menjabarkan tiga bentuk KDRT non fisik yang sering dialami pasangan, yuk kita cek!

1. Kekerasan Emosional
















Selain kekerasan fisik dan seksual, perilaku negatif pasangan seperti  berteriak, mengancam, memaki, mengeluarkan kata kasar, merendahkan, membatasi aktivitas juga dapat dikategorikan sebagai KDRT. Mengapa digolongkan KDRT? Kekerasan emosional dapat menghasilkan dampak psikologis yang sangat parah, seperti depresi, kehilangan rasa percaya diri, merasa diri tidak berharga, dan juga trauma berkepanjangan sehingga menganggu kesehatan mental dan juga psikis seseorang.

2. Kekerasan Ekonomi















Kekerasan ini mencakup melarang pasangan bekerja dan meneruskan pendidikan, tidak menafkahi sesuai hak pasangan, menghabiskan uang pasangan tanpa persetujuan, serta menghalang-halangi usaha pasangan untuk mendapatkan pekerjaan sehingga sebagai kita diposisikan dependen terhadap pasangan. Kekerasan ekonomi merupakan kekerasan yang cukup fundamental, mengingat kita sangat memerlukan materi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Jika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, dampak yang dihasilkan bisa serupa dengan dampak kekerasan emosional

3. Isolasi sosial                 

                    














Kekerasan ini mencakup pengurangan komunikasi individu dengan orang-orang sekitarnya sehingga individu sangat dependen terhadap pasangan. Salah satu contohnya adalah melarang pasangan untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya, melarang pasangan pergi kemana-kemana kecuali bersamanya, posesif, dan selalu mengecek sosial media untuk memastikan tidak ada orang yang terlalu akrab dengan kita. 

Jika kamu mendapat satu diantara tiga KDRT ini, jangan ragu untuk mengakhiri hubungan maupun mencari pertolongan ke orang terdekat. Sadarilah bahwa dirimu sedang berada dalam bahaya dan dirimu pun berhak untuk bahagia! 


 Love, 
Ika 



Sumber : Ginanjar, A.S.(2002). Kompromi dua hati. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Comments